A.
Aliran
Psikoanalisis
Psikoanalisis
adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya,
sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Pada mulanya istilah
psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga
"psikoanalisis" dan "psikoanalisis" Freud sama artinya.
Personality atau kepribadian berasal dari kata persona, kata persona merujuk
pada topeng yang biasa digunakan para pemain sandiwara di Zaman Romawi. Secara
umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan
bagi individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara
umum ini adalah lemah karena hanya menilai perilaku yang dapat diamati saja dan
tidak mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada
situasi sekitarnya selain itu definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang
bersifat evaluatif (menilai), bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu tidak
dapat dinilai “baik” atau “buruk” karena bersifat netral. Menurut freud, kehidupan
jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (en:conscious), prasadar
(en:preconscious), dan tak-sadar (unconscious).
Aliran
ini berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang berkeinginan (homo volens). Dalam
pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot) maupun
yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya.
Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun bisa
kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar
(unconscious).
Di alam tidak sadar inilah tinggal dua
struktur mental yang ibarat gunung es dari kepribadian kita, yaitu:
a.
Id,
adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
b.
Superego,
adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari
lingkungannya.
c.
Ego,
adalah pengawas realitas.
Teori
psikoanalisa menilai kepribadian pribadi
motif tak sadar yang mengarah pada perilaku. Teori psikoanalisa membahas
tentang perkembangan kepribadian. Freud membandingkan pikiran manusia dengan
gunung es. Bagian kecil yang tampak di atas permukaan air menggambarkan
pengalaman sadar: bagian yang lebih besar di bawah permukaan air menggambarkan
ketidaksadaran gudang impuls, nafsu, ingatan yang tidak terjangkau, yang
mempengaruhi pikiran dan perilaku. Bagian ketidaksadaran psike inilah yang
berusaha diselidiki Freud melalui tekhnik asosiasi bebas, yang menghendaki
orang menyatakan hal-hal yang muncul dalam kesadarannya, tidak peduli apakah
hal itu tampak memalukan atau tampak tidak ada artinya. Dengan menganalisis
asosiasi bebas, termasuk ingatan tentang mimpi dan kenangan masa kanak-kanak
awal, Freud berusaha mambantu pasiennya menyadari hal-hal yang tidak disadari
dang dengan cara demikian menemukan faktor penentu utama kepribadian.
Freud
yakin bahwa kepribadian tersusun dari tiga sistem utama: id (prinsip kenikmatan
), ego (prinsip realita), superego (social ). Setiap sistem mempunyai
fungsinya sendiri-sendiri.
Kepribadian
Sehat Psikoanalisa:
1. Pada
alam pikiran tidak sadar dan kreativitas sebagai kompensasi untuk masa
anak-anak yang traumatis
2.
Individu
bersifat egois, tidak bermoral, dan tidak mau tahu kenyataan
3.
Manusia
sebagai homo-valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
4.
Motif-motif
dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
5.
Manusia
di dorong oleh dorongan seksual agresif
6.
Perkembangan
dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik
masa kanak-kanak yang direpresi.
B.
Aliran
Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah sebuah
teori yang dicetuskan oleh Gage
dan Berliner tentang perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Aliran
behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu sistem
kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam
pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang
bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas,
kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.
Aliran
ini menganggap manusia yang memberikan respons positif yang berasal dari luar.
Dalam aliran ini manusia dianggap tidak memiliki sikap diri sendiri. Dan
ciri-cirinya yaitu tersusun baik, teratur dan ditentukan sebelumnya, dengan
banyak spontanitas, kegembiraan hidup dan krativitas.
Jadi,
manusia dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan
respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia di anggap
tidak memiliki diri sendiri.
Prinsip Dasar Behaviorisme:
1. Perilaku
nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa
atau mental yang abstrak
2. Aspek
mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk
sciene, harus dihindari.
3. Penganjur
utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek
yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
4. Dalam
perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para
behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya
pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan
mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt
behavior tetap terjadi.
5. Aliran
behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat
positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
6. Banyak
ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua
periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.
Behavioristik
di pengaruhi oleh stimulus-respon. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk
melalui ikatan stimulus-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.
Penguatan tersebut terbagi atas penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan
positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah
laku itu. Sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang
atau menghilang.
Baik behaviorisme maupun psikolanalisis tidak
berbicara mengenai potensi kita untuk bertumbuh, keinginan kita untuk menjadi
lebih baik atau lebih banyak dari yang ada.
Kepribadian
sehat behavioristik:
1.
Manusia
adalah makhluk perespon; lingkungan mengontrol perilaku
2.
Manusia
tidak memiliki sikap diri sendiri
3.
Mementingkan
faktor lingkungan
4.
Menekankan
pada faktor bagian
5.
Menekankan
pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
6.
Sifatnya
mekanis mementingkan masa lalu
Referensi:
1. Schultz,
Duane. (2011). Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat.
Yogyakarta: Kanisius.
2.
Basuki,
Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar